![]() |
| (Foto: Pendamping warga Mentingal, Jasardi Gunawan) |
Sumbawa — Reportase7.com
Warga Kelompok Tani Mentingal menyampaikan kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di lapangan terkait aktivitas PT SBS yang dinilai tetap berjalan meski ada kesepakatan penghentian sementara. Pendamping warga, Jasardi Gunawan, menyebut kondisi ini berpotensi memicu benturan jika tidak segera ditangani oleh pemerintah daerah.
Menurut Jasardi, dalam pertemuan sebelumnya di Polres Sumbawa telah disepakati bahwa seluruh aktivitas perusahaan, petani plasma, maupun kelompok tani harus dihentikan sampai masalah di lapangan terselesaikan. Namun, ia menilai kesepakatan tersebut tidak dijalankan secara konsisten.
“Kesepakatan sudah jelas, tapi kenyataannya perusahaan tetap beraktivitas bersama sebagian petani plasma. Sementara warga lain dibatasi. Ini menimbulkan pertanyaan bagi kami,” ujarnya, Rabu 03 Desember 2025.
Ia menambahkan, instruksi serupa kembali disampaikan dalam pertemuan di Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Wakil Bupati, kata Jasardi, menegaskan bahwa tidak ada pihak yang boleh beraktivitas sebelum urusan di lapangan benar-benar tuntas.
“Arahan Wakil Bupati sangat tegas, tapi aktivitas perusahaan masih berjalan. Kami jadi bertanya, apakah pemerintah daerah tidak mampu menegakkan keputusannya sendiri,” katanya.
Jasardi menyebut kondisi tersebut membuat suasana di lapangan semakin sensitif dan berisiko memicu gesekan antarwarga maupun dengan pihak perusahaan.
“Kami tidak ingin ada bentrokan. Jangan menunggu ada korban jiwa baru pemerintah turun tangan. Warga hanya meminta aturan ditegakkan secara adil,” pungkasnya.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01

0Komentar