Kepala SMAN 1 Sakra Timur Beberkan Strategi Penguatan Karakter hingga Kesejahteraan Guru
Redaksi
Font size:
12px
Lombok Timur – Reportase7.com
Kepala SMA Negeri 1 Sakra Timur, Akramudin, menginisiasi transformasi sekolah melalui penguatan pendidikan karakter secara holistik dan peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik. Langkah strategis ini dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai integritas ke dalam budaya sekolah, memperkuat literasi-numerasi berbasis Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), serta menjamin dukungan karier bagi guru guna menciptakan ekosistem pendidikan yang berkualitas.
"Menguatkan pendidikan karakter perlu dilakukan secara menyeluruh. Ini bukan sekadar mata pelajaran, tetapi bagaimana nilai-nilai tersebut hidup dalam interaksi harian di sekolah," ujar Akramudin melalui keterangan tertulisnya, Jumat, 19 Desember 2025.
Dalam mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Akramudin memaparkan delapan langkah strategis. Pertama, integrasi nilai-nilai seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama ke dalam semua mata pelajaran melalui metode pembelajaran aktif.
Kedua, aspek keteladanan menjadi kunci utama. Ia menegaskan bahwa kepala sekolah, guru, dan staf harus menjadi figur nyata yang mencerminkan nilai-nilai tersebut. "Konsistensi antara ucapan dan tindakan, seperti datang tepat waktu dan bersikap santun, adalah kurikulum tersembunyi yang paling efektif bagi siswa," katanya.
Langkah lainnya mencakup penciptaan budaya sekolah yang positif—seperti budaya salam dan antre—serta penguatan kegiatan ekstrakurikuler untuk melatih empati siswa. Selain itu, kolaborasi dengan orang tua, optimalisasi peran guru Bimbingan Konseling (BK), pemanfaatan teknologi secara positif, hingga evaluasi berkala menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi ini.
Transformasi Literasi dan Numerasi Berbasis AKM
Selain aspek karakter, SMAN 1 Sakra Timur juga fokus pada pengembangan literasi dan numerasi yang terukur. Akramudin menjelaskan bahwa penguatan literasi dilakukan melalui pembiasaan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai hingga edukasi etika bermedia untuk menangkal hoaks.
Di sisi numerasi, pendekatan yang diambil tidak lagi sekadar menghitung rumus, tetapi mengaitkan konsep angka dengan realitas sehari-hari. "Kami menerapkan Problem Based Learning. Siswa diajak menganalisis data, membaca grafik, hingga menghitung anggaran nyata agar ilmu yang didapat lebih bermakna," tuturnya.
Untuk mendukung hal ini, sekolah terus melatih kompetensi guru agar selaras dengan standar AKM dan menyediakan fasilitas pendukung seperti alat peraga serta pojok literasi yang representatif.
Menyadari bahwa guru adalah garda terdepan, Akramudin berkomitmen meningkatkan kualifikasi dan kesejahteraan tenaga pendidik. Upaya ini mencakup dukungan izin belajar bagi guru yang ingin melanjutkan studi ke jenjang S1 atau S2, serta pengaktifan Komunitas Belajar (Kombel) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Terkait kesejahteraan, pihak sekolah mengedepankan transparansi pengelolaan dana dan penciptaan lingkungan kerja yang kondusif. "Kesejahteraan tidak hanya soal finansial, tetapi juga soal apresiasi, pembagian tugas yang adil, dan dukungan terhadap karier guru, termasuk bantuan administrasi kenaikan pangkat," jelas Akramudin.
Sebagai pemimpin pembelajaran (instructional leader), Akramudin berharap kolaborasi antara sekolah, komite, dan Dinas Pendidikan dapat mewujudkan budaya belajar sepanjang hayat di SMAN 1 Sakra Timur.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
Baca juga:

0Komentar