Sehat, Selamat dan Produktif di Bulan Ramadhan
Redaksi
Font size:
12px
Oleh: Ahmad Rizal Amd.Kep
Mataram -Reportase7.com
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan tenaga kerja yang produktif, merupakan tantangan besar bagi praktisi K3. Kualitas tidur atau istirahat di bulan puasa, menjadi perhatian khusus dan harus terkontrol dengan baik. Sebab ini berkaitan dengan keselamatan, produktivitas dan kesehatan bagi pekerja.
Di bulan Ramadhan, mayoritas umat Muslim di seluruh penjuru dunia akan berpuasa dan melaksanakan beberapa ibadah di malam hari. Seperti sholat tarawih, makan sahur dan membaca Al-Qur’an. Hal ini tentu akan berdampak dengan jam tidur atau istirahat di saat malam hari.
Ditambah dengan esok harinya para pekerja akan bekerja kembali tanpa adanya asupan makanan dan minuman kurang lebih selama 12 jam, yang mungkin bisa mengurangi jumlah cadangan energi dalam tubuh.
Akan tetapi, bulan Ramadhan bukanlah ajang supaya kita bermalas-malasan atau kerja kurang maksimal.
Dengan berkurangnya asupan makanan yang masuk ke tubuh, ketika orang berpuasa justru mampu menurunkan intake glukosa dan lemak sehingga menurunkan mediator-mediator inflamasi di dalam darah. Seperti yang kita ketahui, tingginya kadar lemak dan glukosa ini dapat memicu reaksi inflamasi yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah.
Bagaimanakah cara agar menjaga kesehatan dan produktivitas selama bulan Ramadhan?
Pertama, rutin bergerak atau berjalan kaki. Jika selama ini kita sering menggunakan alat transportasi untuk menuju ke lokasi kerja, cobalah sesekali untuk berjalan kaki di pagi hari. Dengan berjalan kaki, oksigen akan di pompa ke seluruh tubuh termasuk juga ke otak. Dengan catatan, jarak tempuh lokasi kerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.
Kedua, gunakan waktu atau jam istirahat sebaik mungkin. Hal ini dapat meningkatkan energi dan kondisi tubuh lebih fit. Kelelahan akibat kerja sebenarnya bisa diatasi dengan memanfaatkan jam istirahat sebaik mungkin.
Ketiga, hindari penggunaan gadget secara berlebihan. Umumnya para pekerja lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain gadget ketimbang istirahat. Ini merupakan kebiasaan yang buruk, bahkan penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebakan gangguan tidur, aktivitas fisik menjadi berkurang hingga gangguan penglihatan.
Keempat, mengatur posisi kerja.
Jika kita adalah pekerja yang bekerja di dalam ruangan, terlalu lama melihat layar komputer tentu akan membuat kita me6ngantuk serta berhalusinasi. Selingi aktivitas dengan berjalan berkeliling-keliling sekitar 5 menit supaya kaki tidak terasa pegal karena terlalu lama duduk.
Kelima, manfaatkan paparan cahaya matahari. Cahaya matahari yang cerah sebaiknya dijadikan pencahayaan tambahan dalam ruangan. Dengan pencahayaan yang jelas akan membuat mata lebih terbuka dan mengurangi rasa kantuk.
Keenam, pastikan asupan cairan para pekerja cukup. Hal ini akan menjaga kadar oksigen dalam otak sehingga mengurangi rasa lesu dan mengantuk saat bekerja. Usahakan kebutuhan 8 gelas air perhari tetap tercukupi. Yaitu 2 gelas saat berbuka, 4 gelas diantara waktu berbuka dan sahur serta dua gelas saat sahur.
Terakhir, pastikan gizi para pekerja terpenuhi selama bulan Ramadhan. Seseorang yang berstatus gizi kurang atau lebih tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang.
Kekurangan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh seperti: daya tahan tubuh menurun, kemampuan fisik kurang, berat badan turun, pucat, reaksi lamban, motivasi kurang apatis dan lain-lain. Dalam keadaan demikian tidak mungkin tercapai efisiensi dan produtivitas yang optimal.
Dan yang terpenting adalah penyediaan makanan yang sehat saat sahur dan berbuka puasa. Pastikan energi yang dihasilkan dari tiga sumber utama yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
Pada era industrialisasi saat ini harus didukung dengan pengembangan sumber daya manusia yang merupakan “ human investmen “. Kenyataan di beberapa negara industri baru di kawasan Asia seperti: Korea Selatan, Hongkong, Taiwan dan Singapura menunjukkan produktivitas yang tinggi berkat keunggulan tenaga kerjanya, walaupun tidak memiliki sumber alam yang memadai, sehingga tenaga kerja menjadi aset pembangunan dan keunggulan komprehensif.
Dalam rangka gerakan efisiensi dan produktivitas nasional, maka tenaga kerja produktif, terampil, profesional bekerja efisien dan efektif merupakan jawabannya. Faktor-faktor utama untuk meningkatkan produktivitas adalah modal dan tenaga kerja dengan unsur-unsur yang penting diantaranya pendidikan, keterampilan, gizi kemudian lingkungan kerja,tingkat upah, kondisi kerja meliputi keselamatan sehat, sejahtera dan produktif.
Baca juga:
0Komentar