Mataram - Reportase7.com


Seorang lelaki penjaga rumah ditemukan tergeletak sudah tak bernyawa di rumah mewah milik Dosen Fakultas Pertanian yakni Dr. Ir. Burhanudin, yang ada di Jalan Jenderal Sudirman, Lingkungan Gegutu Barat, Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Senin pagi (13/09/2021).

Korban ditemukan oleh seorang Linmas dalam posisi terlentang dan tanpa busana.

Polsek Mataram yang menerima laporan tersebut kemudian melakukan pengecekan. Setelah dilakukan identifikasi, mayat tersebut diketahui adalah penjaga rumah bernama Zaenudin alias Pak Udin (74), warga Rembiga Timur, Kota Mataram.

Dalam keterangan saksi, Supratman yang  merupakan petugas Linmas Lingkungan Rembiga Timur, hendak mengantarkan pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahunan ke rumah tersebut, ia menggedor pintu namun tidak ada seorangpun yang menyahut.


"Saat saya lihat di berugak tidak ada orang, kemudian saya masuk, saya kira sedang tidur, pas saya cek ternyata sudah kaku,"  tutur Supratman.

Kapolsek Mataram AKP Elyas Ericson. SIK, membenarkan adanya sesosok mayat yang ditemukan oleh petugas Linmas di salah satu rumah mewah milik seorang Dosen di Lingkungan Gegutu Barat.

"Korban ditemukan di lantai bawah tempat biasa yang bersangkutan tidur," ujar Kapolsek Mataram, AKP Elyas Ericson, S.I.K saat dikonfirmasi Media ini, Senin sore (13/09/2021).

Sementara itu pemilik rumah Dr. Ir. Burhanudin saat dikonfirmasi melalui via telfon mengatakan bahwa, almarhum yang sudah bekerja selama belasan tahun itu, diketahui sakit tumor di telinga sebelah kiri dan sudah menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.

"Awalnya dari sebelum bulan puasa tahun 2021, terdapat benjolan kecil sebesar kacang hijau dan semakin lama kian membesar dan saya menyarankan untuk memeriksa namun saat itu Pak Udin tidak memiliki KTP untuk memeriksakan dirinya di puskesmas," ungkap Dr. Burhanuddin.

Dikatakan dia, ia bertemu terakhir kali dengan Almarhum pada hari Minggu, 12 September 2021 sekitar pukul 12.00 wita di rumah itu.

Kapolsek Mataram menerangkan, korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara menggunakan mobil ambulance untuk dilakukan visum dan keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi dan menerima kematian almarhum dengan ikhlas.

Pewarta: YD
Editor: R7 - 01