KPH Ampang Riwo Apresiasi Budidaya Kelor
Reportase7
Font size:
12px
Mataram-Reportase7.com
Menanggapi semaraknya pemberitaan seputar budidaya tanaman Kelor, serta khasiat dan nilai ekonomis dari tanaman tersebut, ternyata telah mengundang perhatian dan apresiasi serius dari Kepala KPH Ampang Riwo Nusa Tenggara Barat (NTB), Syaiful S. Hut. (11/02/2021)
Apresiasi tersebut disampaikan Syaiful, saat di hubungi oleh wartawan (Reportase7.com) melalui WhatsApp (WA), dua hari lalu.
Menurut mantan wartawan dan pegiat LSM itu, memasyarakatkan tanaman kelor, merupqkan cara yang cerdas untuk menyelamatkan hutan kita yang semakin memprihatinkan dan hal ini sangatlah bagus karena bisa membantu ekonomi rakyat.
Saat ini industri pengolahan daun kelor di NTB telah mampu menciptakan lapangan kerja baru, melalui industralisasi yang di gawangi oleh saudara Nasrin H. Muhtar, MM dibawah bendera Perusahaannya yakni CV. Tri Utami Jaya. Beberapa produk unggulan yang telah di produksinya telah merambah pasar-pasar di Nusantara bahkan mampu menembus pasar Internasional.
Dengan banyaknya permintaan dari dalam dan luar negeri khususnya produk yang berbahan baku kelor, masyarakat di himbau untu memanfaatkan lahan yang selama ini tidak produktif untuk di tanami pohon kelor. Hal ini menjadi etensi pemerintah dalam menyelamatkan hutan yang tergolong sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Kelor tergolong jenis tumbuh-tumbuhan yang bedaun kecil yang mampu beradaptasi dengan cuaca extrim sekalipun dan bisa bertahan di lahan yang tandus, serta tidak memerlukan perawatan yang sulit. Hal ini tentu tidak mengganggu perkembangan tumbuhan lain di sekitarnya dan di selah atau dibawa naungannya.
Selain itu, akar Kelor cepat merambat. Daya cengkram akar Kelor terhadap harah tanah begitu kuat, maka amatlah cokok untuk merehabilitasi lahan gundul, terutama lahan-lahan kering yang ada di daerah NTB khususnya lahan-lahan yang ada di pulau Sumbawa.
Lebih dari itu, pohon kelor merupakan jenis pohon yang yang tahan dengan kekeringan, karena itu pohon kelor tetap tumbuh subur meskipun dibawah tekanan atau tegakan pohon lain. Bila masyarakat ingin menanam kelor di lahan yang masih terdapat pohon lain, maka tidak harus menebang pepohonan yang ada. Cukup melakukan pembersihan semak belukar yang terdapat di lokasi atau lahan yang akan di tanami pohon kelor.
"Intinya daun Kelor, memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi komuditi yang saat mampu memberikan pundi-pundi rupiah untuk masyarakt dan petani, serta dapat menyelamatkan hutan dari kegundulan
" tutup Syaiful.
Pewarta: MS Zakaria
Editor: R7-01
Baca juga:
0Komentar