(Foto: Guru Kusnadi saat bercekrama dengan seorang murid yang putis sekolah Jumadil di dusun Montonr Are, Desa Kediri, Kabupaten Lombok Barat)
Lombok Barat - Reportase7.com

Guru adalah pendidik, pengajar menanamkan rasa cinta terhadap siswa, terlepas dari problem apapun itu, guru memiliki PR besar untuk mencerdaskan anak bangsa. (25/11/2023)

Mendidik memang tidak mudah,mengetahui karakter siswa yang berbeda beda, sering kali menemukan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang melebihi anak-anak diusianya, namun agak males. Terkadang pula kita menemukam siswa yang rajin namun kurang dalam kecerdasan.

Guru memang harus bersungguh sungguh dalam memberikan dedikasi terbaiknya, memberikan kenyamanan zhohir lebih lebih kenyamanan batin. Menjadi guru memang tidak semudah yang orang lain bayangkan.

Seorang guru harus menanamkan prinsip yang sesuai dengan pepatah arab yang berbuyi  إبدأْ بنفس (memulai dari dri sendiri) hal inilah yang membuat guru memiliki semanagat untuk dapat memberikan dedikasi terbaik itu.

Guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi, megontrol, dan melihat dari kejauhan saja. Sang guru bukan hanya dapat memerintah murid untuk ini itu lalu santai begitu saja. Namun guru adalah contoh terbaik kepada anak didiknya untuk kemandirian masa depannya.

Mungkin banyak yang kita lihat dan temukan temukan dihari guru ini mereka merayakan dengan begitu santai dan bahagia seakan akan mereka yang menjadi guru sudah sukses memberikan dedikasi terbaiknya kepada siswa-siswanya.

Namun pada hari yang bahagia ini ada yang beda terjadi pada salah seorang guru swasta yang mengajar di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Lombok Barat, tepatnya di Desa Montong Are, Kecamatan Kediri.

Hari ini ia merayakan acara peringatan Hari Guru Nasional dengan acara yang sangat sederhana dan di tambah  dengan acara program safari mencari siswanya yang jarang masuk sekolah.

Ada sekitar 3 orang siswa yang di kunjungi ke rumahnya oleh guru yang biasa di panggil Kusnadi itu.

Mengawali kunjungannya guru Kusnadi menemui wali siswanya yang berasal dari dusun Montong are, Kecamatn Kediri, Kabupaten Lombok Barat tersebut, dan berdiskusi penyebab jarang masuk dari anak tersebut. Ternyata yang menjadi factor utama dari hal tersebut adalah factor ekonomi dan kesadaran wali murid pada pendidikan.

Melanjutkan safari pendidikannya Guru Kusnadi bertemu dengan salah seorang wali siswa yang lain dan ternyata siswa yang malas dan jarang masuk itu hidup dengan serba kekurangan. Mulai dari orang tuanya yang berpisah, hidup di bawah garis kemiskinan dan di tambah lagi orang tua dari siswa sudah tua sekali berumur sekitar 85 tahunan dan sakit-sakitan.

Ketika ditanya kenapa jarang masuk sekolah, murid yang akrab di panggil Jumadil tersebut menjawab. “Pak sekarang saya kerja menjadi tukang jaga kandang ayam untuk memenuhi biaya hidup saya dan keluarga saya," sambil menangis dan menyembunyikan sisa rokoknya.

Mendengar kata seperti itu, hati seorang guru mana yang tak sedih dengan keadaan siswanya seperti itu, namun sebagai guru saya selalu memberikan semangat dan memberikan motivasi untuk  menyelesaikan sekolahnya.

Jumadilpun berjanji akan masuk sekolah dan mengikuti proses KBM yang di selenggarakan oleh lembaga tersebut.

Semoga ini menjadi kado terindah kita sebai guru bahwa masih banyak siswa siswa yang putus sekolah di luar sana yang berasal dari keluarga yang serba kekurangan dan kita sebagai guru mempunyai kewajian untuk merangkul, mencarikan solusi dengan bekerjasama dengan pemerintah tingkat Desa sampai pusat. "Selamat Hari Guru Nasional 2023".

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01