(Foto: Tokoh Bima Muslimin Hamzah alias Obima dan Ir. H. Yusuf Umar)


Mataram - Reportase7.com

Gerakan protes atas ditahannya 15 Aktivis Donggo Soromandi oleh aparat Kepolisian Resort Bima Kabupaten saat aksi demo menuntut pemerintah Provinsi NTB memperbaiki jalan yang rusak mendapat reaksi keras dari elemen mahasiswa termasuk Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (SEMMI)  NTB

Dalam unggahan yang beredar luas di media sosial salah satu FB inisial BN menutnut agar aparat kepolisian bijak dalam menyikapi aksi yang dilakukan para aktifis ketika itu. Bahkan para aktifis mahasiswa yang tergabung dalam SEMMI menuntut agar 15 orang aktifis yang ditahan itu untuk segera dibebaskan. (22/06/2023)

Hal tersebut memantik keprihatianan para tokoh Bima, salah satunya adalah Pengamat Budaya serta Jurnalis senior Muslim Hamzah.

Dikatakan Muslimin Hamzah, dalam perjalanannya peristiwa ini diakuinya sebagai sebuah proses yang harus dimaknai sebagai pembelajaran bagi kita semua, terutama pemerintah Provinsi NTB agar tidak lalai dalam melayani kebutuhan ummat.

Dalam hal penahanan terhadap 15 aktifis oleh aparat kepolisian, kita semua harus memberikan kesempatan kepada kepolisian untuk melaksanakan tugasnya sebara professional.

“Tentunya Polisi tidak sembarang mengambil tindakan tanpa ada unsur-unsur yang dilanggar dalam kegiatan aksi para rekan-rekan aktifis tersebut,” ungkap Muslimn Hamzah.

Pria yang di popular disapa Obima ini juga mengajak dan menghimbau kepada masyarakat, dalam situasi dan kondisi menjelang pemilu dan pilpres 2024 ini semua pihak agar mampu menjaga keamana dan ketertiban ditengah masyarakat.

Ia juga berharap agar aparat kepolisian dapat memahami gerakan yang dilakukan rekan aktifis yang tergabung dalam SEMII NTB itu sebagai bentuk rasa cintanya kepada institusi Polri yang presisi serta bentuk partisipasi dalam membangun kepercayaan masyarakat kepada Polri.

“Mari kita jaga keamanan dan kenyamanan daerah dan bangsa ini serta berikan ruang kepada aparat kepolisian untuk melaksanakan tugasnya secara professional dan transparan,” ujar Obima.  

Saya pun yakin bahwa Polisi tidak sembarang mengambil langkah hukum dalam menangani persoalan aksi pemblokiran jalan yang dilakukan oleh rekan-rekan aktifis di wilayah Donggo Soromandi kabupaten Bima itu, karena itu, mari kita tunggu hasil yang terbaik apa yang harus dilakukan oleh aparat kepolisian kepada 15 aktifis yang ditahan itu” lanjutnya.

Ditempat terpisah, Ir. H. Yusuf Umar yang juga pengamat sosial NTB asal Bima mengungkapn hal sama terkait kasus yang menimpa para aktifis Donggo soromandi kabupaten bima itu.

Dikatakannya, persoalan ini sudah masuk ke ranah penegak hukum artinya penanganannya juga harus diselesaikan secara hukum. Bisa memalui Restorasi Justice atau lainnya.

Meski demikian H. Yusuf Umar yang juga mantan anggota DPRD NTB itu menyarankan agar kasus yang sedang menimpa adek-adek aktifis ini diserahkan penanganannya oleh aparat Kepolisian.

"Kita berikan kesempatan kepada aparat kepolisian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesiaonl. Kita juga berharap agar jangan sampai kasus yang menimpa rekan-rekan aktifis ini disusupi kepentingan poitik yang tanpa kita sadari bersama yang pada akhirnya menimbulkan suasana menjelang pemilu tidak nyaman," ungkap Politisi Partai PKN ini dan juga merupakan Caleg Provinsi dari Dapil Lobar KLU.

H. Yusuf Umar juga menilai bahwa para aktifis yang menuntut agar rekan-rekan aktifis yang ditahan agar dibebaskan itu adalah para intelektual nantinya akan menjadi generasi penerus dalam membangun daerah dan bangsa.

H. Yusuf Umar juga meminta kepada aparat kepolisian untuk tidak alergi ketika  para aktifis melakukan aksi solidaritas mereka. Dan para aktifis juga dalam menyalurkan aspirasinya tidak mengumbar kata dan kalimat yang dapat mencederai hubungan kemitraan antara aktifis dengan institusi kepolisian yang pada gilirannya dapat memutus tali silaturrahim yang terjaga dengan baik selama ini.

“Mari kita sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di daerah ini sehingga dalam setiap aktifitas masyarakat dapat berjalan dengan normal dan baik,” tutupnya.

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01