SMKN 1 Lopok Perkuat Kemitraan Industri, Abdul Mujib Dorong Lulusan Siap Kerja
Redaksi
Font size:
12px
Sumbawa – Reportase7.com
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Lopok, Sumbawa, berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) demi meningkatkan kompetensi lulusan dan kesiapan mereka memasuki dunia kerja.
Wakil Kepala Bidang Humas SMKN 1 Lopok, Iwan Kurniawan, menyatakan bahwa penguatan kemitraan ini merupakan langkah strategis untuk memastikan kurikulum sekolah tetap relevan dengan kebutuhan pasar.
"Kami berupaya keras membangun kemitraan yang solid dengan DUDI. Ini bukan hanya soal kurikulum, tetapi juga mencakup Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman nyata dan membangun jaringan profesional," ujar Iwan saat dikonfirmasi, Selasa 18 November 2025.
Program andalan sekolah untuk menghasilkan lulusan yang kompeten adalah penerapan Teaching Factory, sebuah konsep di mana siswa mempraktikkan langsung keterampilan yang telah dipelajari di lingkungan sekolah yang dimiripkan dengan industri. Selain itu, monitoring dan evaluasi lulusan juga rutin dilakukan untuk memastikan efektivitas program pendidikan.
Peran Strategis Industri dalam Pengembangan Guru
Selain berdampak pada siswa, Iwan menekankan bahwa industri memiliki peran krusial dalam pengembangan kompetensi guru di SMKN 1 Lopok. Menurutnya, keterlibatan industri berfungsi sebagai:
1. Penyedia Pelatihan Profesional: Industri memberikan pelatihan dan pengembangan profesional kepada guru untuk memperbarui kemampuan dan kompetensi mereka sesuai standar terbaru.
2. Transfer Pengetahuan Terbaru: Industri membagikan pengalaman dan pengetahuan tentang teknologi dan proses produksi terkini kepada para pengajar.
3. Bantuan Pengembangan Kurikulum: Kontribusi industri memastikan kurikulum yang diajarkan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Untuk memperluas peran ini, SMKN 1 Lopok memiliki beberapa rencana aksi, antara lain:
1. Meningkatkan Kerja Sama: Memperluas kesempatan magang dan pelatihan bagi guru di lingkungan industri.
2. Program Pelatihan Bersama: Mengadakan program pelatihan yang dirancang bersama industri untuk meningkatkan kemampuan guru.
3. Mengundang Guru Tamu dari Ahli Industri: Menghadirkan ahli industri sebagai pengajar tamu untuk memberikan kuliah dan pelatihan spesifik kepada guru.
Tantangan dalam Implementasi
Meskipun demikian, SMKN 1 Lopok tidak menampik adanya tantangan besar dalam mengimplementasikan kerja sama industri yang efektif. Tantangan utama meliputi keterbatasan jaringan dan koneksi dengan industri, serta perbedaan persepsi antara sekolah dan industri.
"Salah satu kendala adalah terbatasnya daya serap industri, yang menyebabkan jumlah lulusan tidak seimbang dengan kebutuhan yang ada. Kami juga menghadapi tantangan dalam menyamakan tujuan dan prioritas, serta memastikan komunikasi dan koordinasi yang efektif," jelasnya.
Peran Strategis Kepala Sekolah
Menyikapi hal ini, Kepala SMKN 1 Lopok, Abdul Mujib, mengatakan peran kepala sekolah menjadi vital, terutama dalam hal koordinasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). "Kami secara aktif berkoordinasi dan menjalin silaturahmi dengan perwakilan pemerintah, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, "ujar Mujib.
Kerja sama ini bertujuan untuk peningkatan kualitas kebijakan dan program, efisiensi sumber daya, serta percepatan implementasi program pendidikan yang berorientasi industri. Secara keseluruhan, koordinasi ini diyakini sebagai mekanisme penting untuk mengubah kebijakan pendidikan menjadi aksi nyata yang berdampak.
SMKN 1 Lopok terus berupaya menghasilkan SDM yang berdaya saing di era global melalui pembaruan kurikulum, pengembangan keterampilan, dan kolaborasi erat dengan dunia usaha.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
Baca juga:


0Komentar