Mataram - Reportase7.com
BBPOM Mataram menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) sebagai bagian dari sinergi Program Orang Tua Angkat (OTA) dan Sadar Pangan Aman untuk UMK (SAPA UMK) tahun 2025 untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) di bidang pangan olahan.
Program tersebut merupakan inisiatif strategis Badan POM untuk menjawab tantangan keterbatasan sumber daya yang kerap dihadapi pelaku UMK, mulai dari produksi, perizinan, hingga akses pasar.
Kegiatan Bimtek CPPOB dilaksanakan di Aula BBPOM di Mataram selama tiga hari pada tanggal 26 hingga 28 Mei 2025.
Jumlah peserta sebanyak 23 UMK pangan olahan yang sebelumnya telah mengikuti bimtek CPPOB secara daring yang berasal dari lima kabupaten/kota di Pulau Lombok.
Kepala BBPOM Mataram Yosef Dwi Irwan menyampaikan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan sangat penting guna mendukung tumbuh kembang UMKM, baik Pemeritah, swasta ataupun BUMN.
“UMKM menghadapi 3 tantangan besar, yaitu: pemenuhan aspek legalitas, permodalan dan pemasaran atau promosi. Sebagai aset bangsa UMKM pasti kami dukung agar mampu mengatasi tantangan, legal dan berdaya saing,” ujar Yosef, Rabu 04 Juni 2025.
“Kami menyadari keterbatasan yang kami miliki, oleh karenanya BPOM menggandeng industri, perbankan dan pihak-pihak yang peduli kepada UMKM untuk menjadi Orang Tua Angkat. Terima kasih kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang medukung terlaksananya kegiatan Bimtek ini,” lanjut Yosef.
Melalui sinergi program OTA dan SAPA UMK diharapkan mampu melahirkan pengusaha yang legal, lebih tangguh, dan mampu bersaing di pasar nasional bahkan go internasional. Tentu harus dibarengi dengan komitmen dan konsistensi pemenuhan standar keamanan dan mutu pangan yang baik.
"Jangan setelah mendapatkan izin edar justru terjadi penurunan, hal ini bisa menurunkan kepercayaan konsumen,” tegasnya.
Dalam kegiatan tersebut para peserta Bimtek akan mendapatkan layanan informasi one stop service, paket komplit mulai dari legalitas perizinan, akses permodalan dan teknik promosi digital.
"Jadi saya harap dapat diikuti dengan sebaik-baiknya, jangan takut dan ragu, izin edar BPOM Mudah, terjangkau dan terukur. Pastikan memiliki izin edar agar usaha aman dan nyaman," pungkasnya.
Selama tiga hari pelatihan, peserta dibekali dengan materi komprehensif yang mencakup aspek legalitas, keamanan pangan, dan strategi pemasaran.
Materi yang disampaikan yaitu akses permodalan oleh BRI, pengurusan merek oleh Kanwil Kemenkum Provinsi NTB, sertifikasi halal dari Satgas BPJPH, pelaporan pajak oleh Kanwil Perpajakan Provinsi NTB, pembukuan sederhana bagi UMKM oleh Pusat Layanan UMKM Terpadu Provinsi NTB, strategi pemasaran digital oleh UPTD Balai Pengembangan dan Promosi Produk Unggulan Daerah serta branding produk oleh praktisi bisnis.
Dari sisi teknis, tim BBPOM Mataram memberikan pembekalan langsung terkait Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP), ketentuan label pangan, informasi nilai gizi, serta pengajuan akun dan pengisian profil pelaku usaha pada sistem e-sertifikasi.
Program ini menjadi bagian dari upaya Badan POM dalam mempercepat pengembangan kewirausahaan berbasis pangan aman dan bermutu. Dengan keterlibatan pihak OTA, seperti BRI yang menjadi fasilitator untuk wilayah NTB, UMK tidak hanya mendapatkan ilmu, namun juga akses dan dukungan nyata untuk meningkatkan kualitas usahanya.
Sinergi ini menunjukkan komitmen bersama antara pemerintah dan dunia usaha dalam membangun UMK yang legal, kompeten, dan mampu bersaing secara nasional maupun global.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar