Mataram - Reportase7.com
Menteri Dalam Negeri Repubik Indonesia, Prof Dr. H. Muhammad Tito Karnavian menyoroti pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat yang turun 1,47 persen, dengan meminta relaksasi ekspor tambang dan mendorong Pemprov memacu sektor pariwisata, pertanian dan perikanan. Hal itu dikatakannya saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi (MusrenbangProv) di Hotel Lombok Raya Mataram, Rabu 04 Juni 2025.
"Ketergantungan NTB pada ekspor tambang berdampak pada kontribusi angka pertumbuhan ekonomi. Kalau ada beberapa daerah maka berpengaruh pada angka pertumbuhan ekonomi nasional", jelasnya.
Mendagri menekankan pentingnya angka pertumbuhan untuk memetakan kesejahteraan masyarakat secara kuantitas. Dalam jangka panjang, lanjutnya, sektor lain harus mulai dimaksimalkan.
Angka lain yang perlu diperhatikan adalah inflasi dan harga komoditas pokok karena terkait dengan biaya hidup dan pengeluaran masyarakat sehingga prioritaa kebijakan adalah menjaga harga barang dan jasa terjangkau serta memastikan ketersediaan lapangan kerja.
Dalam pemaparannya, Mendagri juga menekankan kewajiban pemerintah provinsi melaksanakan program strategis dan proyek strategis seperti Makan Bergizi Gratis, Tiga Juta Rumah, Sekolah Rakyat, pembentukan Koperasi Merah Putih dan lainnya serta koordinasi dan sinergi dengan kabupaten/kota yang dijamin pula oleh peraturan pemerintah RI yang berlaku.
Sementara itu, Gubernur, Dr. HL. Muhamad Iqbal mengatakan, tantangan NTB dalam memacu pertumbuhan ekonomi memang ketergantungannya yang masih sangat tinggi pada sektor tambang.
"Harapan kami dapat melakukan diversifikasi sehingga kontribusi tambang dapat kita perkecil," ujar Gubernur.
Ditambahkannya, meski kontribusi sektor tambang besar namun multiplier effect nya relatif kecil dibandingkan sektor pariwisata sehingga sektor pariwisata masih akan menjadi primadona pertumbuhan ekonomi NTB.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar