Pojok NTB Gelar Halal Bihalal dan Santunan Anak Yatim, Perkuat Silaturrahim dan Kepedulian kepada Sesama

Mataram - Reportase7.com

Pojok NTB menggelar Halal Bihalal yang dirangkaikan dengan santunan anak yatim. Acara yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan itu diselenggarakan di Cafe Meeino Warking, Mataram pada Minggu 27 April 2025 sore.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pojok NTB M. Fihiruddin, Tokoh Perempuan NTB Hj. Baiq Diyah Ratu Ganefi, aktivis lintas kalangan, hingga awak media. Tak lupa pula, puluhan anak yatim dan anak-anak terlantar di Kota Mataram.

Acara diawali dengan pembacaan surat Yasin dan ditutup dengan doa. Acara tersebut berlangsung hangat. Puluhan anak yatim yang hadir tampak antusias.

Dalam sambutannya, Direktur Pojok NTB M. Fihiruddin menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut berkontribusi menyukseskan acara tersebut.

"Pertama-tama saya mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini," ujar Fihiruddin.

Acara itu digelar dengan tujuan dua hal. Pertama adalah memperkuat silaturrahim antar anggota grup Pojok NTB. Kedua, kegiatan santunan anak yatim ditujukan sebagai wujud kepedulian kepada nasib anak-anak yatim.

"Kita ingin berbagi kebahagiaan dengan mereka, terutama di bulan yang penuh berkah ini. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan keberkahan bagi kita semua," jelasnya.

M. Fihiruddin menerangkan, grup WhatsApp Pojok NTB dibuat sebagai forum silaturrahim di media sosial yang diisi oleh orang-orang hebat dari beragam latar belakang.

Grup WhatsApp Pojok NTB, kata Fihiruddin adalah adah tempat berdiskusi, menuangkan ide dan gagasan, yang semata-mata ditujukan untuk kebaikan daerah.

Acara tersebut digelar juga sebagai forum menyambung dan mempererat silaturrahim antar anggota. Meski para anggota grup Pojok NTB sering berpeda pandangan di media sosial, tetapi perkawanan di dunia hanya harus tetap terjalin.

"Bahwa di udara kita bisa berdebat, tapi di dunia nyata kita tetap berkawan. Boleh kita saling kritisi di medsos, berdebat, tapi perkawanan kita tetap harus erat," ujarnya.

Fihiruddin menyinggung soal dinamika yang sering terjadi di grup WhatsApp Pojok NTB. Menurutnya, itu adalah hal yang biasa. Niatnya adalah memberikan kontribusi pemikiran untuk kemajuan daerah.

"Pemerintahan yang bagus akan terjadi apabila ada kontrol yang seimbang. Baik kontrol yang disampaikan oleh oposan atau pendukung sendiri alias pekatik," bebernya.

"Pendukung memberikan kritik bukan berarti membeci. Pun juga oposan. Kita hadir sebagai penyeimbang. Sehingga makmur mendunia itu benar terasa ke bawah. Bukan hanya sekadar omon-omon," jelasnya.


Fihiruddin menggarisbawahi, pemimpin tidak boleh 'tipis telinga'. Ia harus siap dikritik dan menerimanya dengan kepala dingin. Tidak boleh reaktif apalagi sampai menganggap bahwa kritik datang dari kelompok yang membenci dirinya.

"Pemimpin tidak boleh antikritik. Tidak boleh menganggap diri hebat. Semua punya kekurangan. Pemimpin harus terbuka," jelasnya.

Terakhir, Fihiruddin menggarisbawahi bahwa kegiatan tersebut tidak disupport oleh dana APBD. Acara terselenggara atas sumbangan dari para donatur anggota grup whatsApp Pojok NTB.

"Saya tegaskan, sumber pendanaan acara inu tidak dari APBD. Tapi murni sumbangan anggota Pojok NTB. Itu kami sampaikan. Tidak ada sumbangan dari Gubernur NTB, Wagub, atau Sekda," ujarnya.

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01