Taman Narmada Makan Korban, Sapana Minta Bupati LAZ Bertanggung Jawab
Redaksi
Font size:
12px
Lombok Barat – Reportase7.com
Ketua Sahabat Pariwisata Nusantara (Sapana), Rudy Lombok, menilai pengelolaan Taman Narmada membahayakan keselamatan pengunjung, khususnya anak-anak sekolah. Ia menyebut kondisi kolam licin, minim pengawasan, serta lemahnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) sebagai faktor utama yang berisiko menimbulkan kecelakaan.
Menurut Rudy, kondisi tersebut semakin memburuk sejak adanya perubahan manajemen pengelola Taman Narmada. Ia menyebut pelayanan di objek wisata itu kini kacau dan tidak tertata.
“Kami dari Sapana sudah memboikot Taman Narmada sejak 1 November 2025. Pelayanannya sangat kacau, termasuk persoalan pengelolaan air awet muda yang menimbulkan keresahan,” ujar Rudy, Kamis 18 Desember 2025.
Rudy juga menyoroti kebijakan Plt Direktur PT Tripat Wewe Anggraini yang menaikkan tarif masuk dari Rp30 ribu menjadi Rp50 ribu dengan alasan peningkatan keamanan dan fasilitas. Namun, menurutnya, kebijakan tersebut tidak diiringi dengan perbaikan sistem pengamanan di lapangan.
“Plt Direktur tidak memahami manajemen objek pariwisata. Kami sudah menyampaikan masukan bagaimana meningkatkan pendapatan daerah tanpa membebani siswa, apalagi kunjungan pelajar ke Taman Narmada merupakan bagian dari program Bupati Lalu Ahmad Zaini,” katanya.
Ia menambahkan, setiap siswa yang berkunjung juga dikenakan tiket masuk untuk berenang sebesar Rp7 ribu tanpa ada pengawasan. Seragam pengawas tidak jelas. Sehingga pengunjung jika di kolam renang tidak akan tahu apakah ada atau tidak pengawasnya.
“Pengelolaan Taman Narmada saat ini amburadul. Ini berbahaya bagi pelaku pariwisata dan pengunjung. Karena itu, kami memilih untuk memboikot,” tegasnya.
Rudy menilai, persoalan keselamatan di Taman Narmada sebenarnya sudah lama dibahas, termasuk kebutuhan penjaga kolam, ambulans, serta sistem penanganan darurat. Namun, hingga kini hal tersebut dinilai tidak dijalankan.
“Saat ini tidak ada SOP yang diterapkan oleh manajemen yang diamanahkan kepada Plt Direktur PT Tripat Wewe Anggraini oleh Bupati LAZ,” ujarnya.
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul meninggalnya seorang siswa SMP Negeri 5 Lembar, Kabupaten Lombok Barat, saat mengikuti kegiatan rekreasi sekolah di Taman Narmada. Kegiatan yang mengusung tagline ‘Tulak Tipak Taman Narmada’ itu berubah menjadi duka mendalam.
Korban diketahui bernama M. Mukhlis Badrian (13), siswa kelas VII yang akrab disapa Rian. Ia meninggal dunia diduga tenggelam di kolam renang Taman Narmada sekitar pukul 09.30 Wita.
Peristiwa nahas itu terjadi saat korban masuk ke kolam renang. Diduga korban mengalami kram sehingga tidak mampu berenang dan akhirnya tenggelam. Kejadian tersebut sontak mengagetkan rombongan sekolah dan pengunjung lainnya.
Rudy menegaskan, insiden tersebut bukan semata musibah, melainkan akibat kelalaian manajemen.
“Mereka mengundang anak sekolah, tapi tidak menyiapkan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. Tidak ada ambulans, korban bahkan dibawa menggunakan sepeda motor. Ini memicu kemarahan kami karena manajemen dinilai arogan dan tidak mau mendengar masukan,” katanya.
Ia mendesak agar kejadian ini diproses secara hukum dan meminta Bupati Lombok Barat, Lalu Ahmad Zaini, turut bertanggung jawab karena program kunjungan tersebut merupakan bagian dari kebijakan pemerintah daerah.
“Ini harus dituntut. Bupati LAZ harus bertanggung jawab,” tegas Rudy.
Sementara itu, ibu korban mengaku sangat terpukul atas kepergian putra tercintanya. Ia juga menyampaikan kekecewaannya karena, menurut pengakuannya, tidak ada guru yang mengantar jenazah anaknya hingga ke rumah duka.
“Anak saya pergi untuk kegiatan sekolah, tapi pulang sudah tidak bernyawa,” ujar ibu korban dengan suara bergetar.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
Also read:

0تعليقات