Ketua MPW PP NTB Soroti Dugaan Malapraktik Proyek Drainase, Sebut Pekerjaan U-Ditch tidak Sesuai Standar

Sumbawa Barat - Reportase7.com

Lagi-lagi pembangunan infrastruktur drainase di Kelurahan Bugis, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat kembali menuai sorotan tajam dari Ketua MPW PP NTB Eddy Sophiaan. Pembangunan yang seharusnya menjadi solusi bagi penanggulangan banjir disinyalir dikerjakan asal-asalan tanpa mengindahkan spesifikasi teknis.

Sebelumnya Eddy Sophiaan, menyoroti pekerja dilapang yang tidak memenuhi standar K3, tidak ada rambu lalulintas dan tidak adanya keterlibatan aparat kepolisian dan Dishub KSB di lokasi pekerjaan, sehingga arus lalulintas menjadi terganggu. 

Proyek pemasangan U-Ditch di Jalan Sutan Syahrir, Kecamatan Taliwang tersebut bersumber dari anggaran APBD Kabupaten Sumbawa Barat, dimana PT. Eka Praya selaku Pelaksana.

"Kalau saya lihat, ada tiga pelanggaran fatal dalam pelaksanaan proyek U-Ditch ini yakni, absennya lantai kerja (Lean Concrete), manajemen sedimentasi yang amburadur dan kualitas pemasangan yang serampangan," ujar Eddy, Rabu 17 Desember 2025.

Ketiga temuan ini menjadi acuan utama MPW PP NTB untuk menegur pihak kontraktor dan pihak Dinas PUPR Sumbawa Barat agar mengutamakan kualitas dan kuantitas pekerjaan.

Pemasangan beton pracetak U-Ditch terpantau dilakukan langsung di atas tanah tanpa adanya hamparan pasir atau lantai kerja yang memadai. 

"Mereka kerja tidak menggunakan lantai kerja atau landasan yang stabil. Struktur drainase seperti ini sangat rentan mengalami penurunan (settlement) yang tidak merata, yang pada akhirnya akan menyebabkan keretakan dan patahnya sambungan beton," tegasnya.

Bahkan pantauan dilapangan, pekerja justru melakukan pengecoran di dalam air. Juga terdapat sejumlah U-Ditch keropos, tidak presisi, banyak yang renggang bahkan 10 sampai 20 cm renggangnya.

"Apa iya sistem kerja seperti ini, PUPR Sumbawa Barat harus segera mengambil sikap tegas. Hentikan pekerjaan ini dan bongkar U-Ditch pasang sesuai spesifikasi kerja yang benar," tegas Eddy.

Ia juga menyoroti sisa galian dan lumpur dibiarkan menumpuk di dalam maupun di sekitar saluran yang baru dipasang. Hal ini menunjukkan buruknya tata kelola pembersihan (cleaning) pasca-konstruksi. 

"Bukannya memperlancar arus air, tumpukan sedimentasi ini justru menyumbat aliran dan berpotensi memicu pendangkalan dini sebelum proyek resmi diserahterimakan," ungkapnya.


Kualitas Pemasangan yang Serampangan

Elevasi atau kemiringan saluran terlihat tidak konsisten. Sambungan antar blok U-Ditch tampak tidak presisi dan tidak ditutup dengan semen pengikat (grouting) secara sempurna, sehingga air dapat merembes keluar dan menggerus tanah di bawah saluran (piping).

Dampak dan konsekuensi
pekerjaan yang "kejar tayang" dan mengabaikan standar kualitas ini tidak hanya merugikan keuangan daerah, tetapi juga membahayakan fungsi infrastruktur itu sendiri. 

"Jika dibiarkan, saluran drainase ini diprediksi tidak akan bertahan lama dan justru menjadi sumber masalah baru saat intensitas hujan tinggi," tegasnya.

Dirinya juga meminta kepada pihak kontraktor dan pengawas lapangan untuk segera melakukan audit internal dan perbaikan menyeluruh sebelum dilakukan proses termin pembayaran, guna memastikan asas manfaat bagi masyarakat terpenuhi.

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01