SMKN 1 Tanjung Perkuat Kerja Sama Industri, Dorong Lulusan Siap Kerja dan Magang ke Jepang
Redaksi
Font size:
12px
Lombok Utara – Reportase7.com
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tanjung terus memperkuat sinergi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dalam beberapa tahun terakhir. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kompetensi siswa dan guru selaras dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
Kepala SMKN 1 Tanjung, Sabri, menjelaskan bahwa kolaborasi yang dilakukan bukan sekadar formalitas, melainkan upaya konkret untuk memperkuat lulusan. "Kami telah melaksanakan workshop bersama komite sekolah dan mitra industri untuk menyelaraskan program pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja," ujar Sabri, Sabtu 22 November 2025.
Melalui program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK-PK), sekolah secara aktif menggandeng industri, mulai dari penyusunan kurikulum, pendampingan praktis, hingga membuka peluang Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang lebih luas.
Persiapan Magang Jepang dan Kelas Industri
SMKN 1 Tanjung juga menjalin kerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Karya Jaya Abadi untuk pembekalan bahasa Jepang. Inisiatif ini merupakan salah satu bentuk persiapan bagi siswa yang berminat mengikuti program magang atau bekerja di Jepang.
Ke depan, sekolah merencanakan untuk memperluas kemitraan dengan industri strategis, memperkuat konsep teaching factory, serta membentuk kelas industri. Pembentukan kelas industri ini dipandang sebagai implementasi konkret dari konsep link and match yang sesuai dengan arahan Direktur SMK.
"Kelas industri sejalan dengan tujuan utama kami, yaitu menghasilkan lulusan yang betul-betul siap kerja," kata Sabri. Ia menambahkan, melalui kelas industri, siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung sesuai standar DUDI, mencakup kurikulum, instruktur, hingga sertifikasi. "Motivasi utama kami adalah memastikan lulusan memiliki kompetensi yang tepat, sekaligus meningkatkan daya saing sekolah."
Meski demikian, Sabri mengakui ada beberapa tantangan yang dihadapi. Dalam program magang ke Jepang, misalnya, kemampuan bahasa dan adaptasi budaya kerja menjadi kendala tersendiri bagi siswa. Selain itu, penyelarasan kurikulum dengan standar industri membutuhkan upaya ekstra karena pesatnya perkembangan teknologi.
Tantangan lain mencakup peralatan praktik di sekolah yang belum sepenuhnya sebanding dengan yang digunakan di industri. Oleh karena itu, upgrade fasilitas menjadi agenda prioritas.
Dari sisi pendidik, kesiapan guru terhadap teknologi baru juga menjadi perhatian. Untuk mengatasinya, SMKN 1 Tanjung melibatkan industri dalam pengembangan kompetensi guru melalui pelatihan, kunjungan langsung, dan menghadirkan praktisi industri sebagai pengajar tamu.
"Ke depan, kami merencanakan program magang guru selama satu hingga tiga bulan di industri, agar pengalaman yang mereka dapatkan benar-benar relevan dengan kebutuhan siswa," jelas Sabri.
Dalam menjalin kemitraan dengan DUDI, SMKN 1 Tanjung menggunakan berbagai model kerja sama, di antaranya Nota Kesepahaman (MoU) formal, program teaching factory, penyusunan kurikulum bersama, PKL/magang, dan sertifikasi kompetensi yang melibatkan industri.
Untuk menjaga keberlanjutan, pihak sekolah rutin melakukan evaluasi berkala, menjaga komunikasi intensif, dan memastikan kerja sama tersebut memberikan manfaat nyata bagi industri, seperti ketersediaan calon tenaga kerja yang kompeten.
"Pada dasarnya, kami ingin memastikan bahwa setiap kerja sama yang dilakukan benar-benar saling menguntungkan. Industri merasa terbantu, sekolah mendapatkan pengalaman dan dukungan, dan yang paling penting: siswa memperoleh kompetensi yang membuat mereka siap menghadapi dunia kerja maupun dunia usaha," tutup Sabri.
Sabri menambahkan, dalam pengembangan sumber daya manusia di sekolah, pihaknya juga fokus pada peningkatan mutu pengajar dan fasilitas praktik untuk mengejar ketertinggalan teknologi dengan industri.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
Baca juga:


0Komentar