Sumbawa - Reportase7.com
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Andi Amran Sulaiman mengaku optimis Sumbawa bisa menjadi sentra hilirisasi pangan di NTB. Hal tersebut disampaikan Dr. Andi Amran saat melakukan panen raya Jagung di Samota, Kabupaten Sumbawa, Senin 21 April 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Mentan menginginkan Sumbawa menjadi centra hilirisasi hasil produksi jagung, menjadi Sosis daging sapi, ayam dan lain sebagainya, karena NTB punya semuanya. Sesuai dengan cita-cita besar Presiden Republik Indonesia untuk swasembada pangan dan mampu mengolah sendiri.
"Jika lompatan ini bisa kita lakukan, maka kita bisa bayangkan lompatan harga hasil produksi bisa 10 kali lipat jika sudah dalam bentuk jadi," terangnya.
Mentan optimis, Provinsi NTB bisa lakukan dan mewujudkan apa yang telah menjadi target kedepannya. Dengan kata kunci kerja keras dan kolaborasi antar pemerintah Provinsi NTB dengan pemerintah Kabupaten/Kota di NTB.
"Saya optimis NTB dapat melakukan lompatan luar biasa, gubernur dan bupati juga harus menyatu pasti bisa," tegasnya.
Data luas tanam dan produksi Jagung per Maret 2025, dengan target tanam seluas 105.169 Hektar, Realisasi tanam seluar 79.105 hektar. Sedangkan angka produksi 574.302 ton.
Dalam arahan dan dialog dengan petani di Sumbawa, Mentan menerima keluhan dari petani terkait harga jagung dan gabah yang tidak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 5.500 per kg, namun harga jagung saat ini di lapangan sebesar Rp 3.700 per kg. Sedangkan untuk gabah sebesar Rp. 6.500 per kg, namun harga di lapangan sebesar Rp 5.900 per kg.
Menanggapi persoalan tersebut, Mentan meminta Bulog NTB, Bulog Sumbawa untuk menyerap hasil panen sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu Mentan juga meminta Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk dapat menyiapkan Gudang untuk menyimpan hasil panen petani. Dimana diketahui penyebab terjadinya harga tidak sesuai dilapangan akibat gudang yang dimiliki Bulog penuh.
"Saya minta Bupati, siapkan gudang, nanti negara yang bayar sewanya. Bulog, Babinsa, PPL juga saya minta awasi harga pembelian di tingkat petani. Mulai hari ini tidak ada lagi pembelian hasil panen petani yang tidak sesuai standar harga yang telah ditetapkan pemerintah," ujar Mentan disambut tepuk tangan meriah para petani.
Sedangkan untuk peningkatan produksi, Mentan akan melakukan program pompanisasi. Hal ini dinilai biaya lebih murah namun lompatan produksinya cukup signifikan, karena bisa melakukan tiga kali tanam.
"Target 2.000 pompa selesai 2 tahun dengan estimasi biaya 80 Milyar," pungkasnya.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar