(Foto: Kepala SMA Negeri 1 Sakra Timur Akram, S. Pd)
Lombok Timur - Reportase7.com
SMA Terbuka, dalam hala ini Kepala SMAN 1 Sakra Timur di Lombok Timur (Lotim) Akram, S. Pd, mengatakan, dalam meningkatkan jumlah peserta didik pihak sekolah langsung melakukan kunjungan ke rumah warga. Dari pihak sekolah juga mengajak agar para calon peserta didik mau melanjutkan pendidikannya.
“Kami tidak mau hanya menunggu, tapi langsung jemput bola,” terang Akram S. Pd, kepala SMAN 1 Sakra Timur, Rabu (12/07/2023).
SMA Terbuka di sekolah ini termasuk pengelolaan terbesar di Provinsi NTB. Oleh karena itu, kedepan pengelolaannya akan terus kuta tingkatkan dalam segala hal, ujar Akram.
Dengan adanya sekolah terbuka juga sangat membantu pemerintah untuk menuntaskan angka belajar dan menurunnya anak-anak yang putus pendidikannya.
"Kemudian mengenai lokasi dan sumber belajar siswa itu menggunakan 13 TKB dan tahun ini akan dibuka dua TKB lagi sehingga menjadi 15 TKB," lanjut Akram.
Untuk satu TKB minimalnya ada 30 siswa, dan itu baru dianggap satu kelas. Karena kalau kurang dari jumlah itu akan berpengaruh ke biaya operasional.
"Faktor terbesar dari anak putus sekolah karena anak yang menikah di usia dini, selain dari pada faktor ekonomi," jelasnya.
Ketua SMA Terbuka Jamil juga mengungkapkan sekolah melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan jumlah peserta didik sekolah terbuka.
Dengan upaya menjemput bola, ada peningkatan jumlah peserta didik. Sejak awal ditetapkan sebagai SMA Terbuka, SMAN 1 Sakra Timur yang awalnya hanya memiliki 76 siswa. Namun saat ini jumlahnya melesat tajam mencapai 525 siswa.
Semuanya melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di enam Tempat Kegiatan Belajar (TKB). Tersebar di Desa Gereneng Timur, Desa Lepak Timur, Desa Surabaya, Desa Menceh, dan di Rensing, Kecamatan Sakra Barat. Lalu bertambah menjadi 13 TKB.
Dalam upaya jemput bola menjangkau peserta didik, dirinya dan tim membawa sejumlah peralatan. Seperti laptop, agar mereka bisa langsung mendata berdasarkan nama dan tempat tinggal calon peserta didik. Kemudian didaftarkan dan di input ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Pihak sekolah tidak hanya berkutat di wilayah Sakra, tetapi menjangkau lebih luas lagi. Contohnya berkoordinasi dengan SD-SMP satu atap, di wilayah Jerowaru, SMP Terbuka juga dan menggelar sosialisasi ke Desa Sekaroh, Pulau Maringkik, Lenek, bahkan hingga Janapria, Lombok Tengah.
”Kami juga terus menjangkau siswa di wilayah Lombok Timur bagian selatan. Sebab kami paham betul, kondisi masyarakat di sana giat bekerja sehingga jarang sekali ada anak usia sekolah melanjutkan pendidikannya,” terang Jamil
Diakuinya, mengelola SMA Terbuka tetap ada tantangannya. Misalnya, penerimaan bahkan pemahaman masyarakat yang masih awam terhadap eksistensi program tersebut. Ada saja warga yang menolak, karena mereka memikirkan biaya sekolah.
Padahal SMA Terbuka merupakan program yang dihajatkan untuk memberikan kemudahan memperoleh pendidikan SMA secara gratis tanpa dipungut biaya, alias gratis.
Di samping itu, SMAN 1 Sakra Timur juga turut menjelaskan perihal ijazah yang akan diterima adalah sama seperti SMA reguler bukan Paket C.
Berikutnya mengenai sistem pembelajaran. SMA Terbuka melaksanakan pembelajaran dengan waktu yang fleksibel, dengan tatap muka dan daring.
Kebijakan yang diterapkan SMAN 1 Sakra Timur, ada dua kali pertemuan dalam sepekan. Sehingga hal ini tidak mengganggu kegiatan lain peserta didik.
Saat pelaksanaannya, guru yang mendatangi masing-masing TKB, sesuai dengan jadwal pelajaran.
Mereka dilengkapi surat tugas resmi. Selama berlangsungnya KBM, guru harus mendokumentasikan yang disertai lokasi.
”Tipe siswa yang belajar di SMA Terbuka ini kan kebanyakan bekerja, jadi hal-hal seperti ini yang kami jelaskan bahwa program SMA Terbuka menjadi kesempatan yang bagus bagi mereka untuk kembali bersekolah,” pungkas Jamil.
Untuk diketahui selain siswa yang berada di Lombok, salah satu siswa bekerja sebagai PMI di Malaysia ikut sebagai siswa SMA Terbuka di SMAN 1 Sakra Timur, ada di yang bekerja di Tangerang juga bahkan di Semarang juga ada.
Pewarta: Fitri
Editor: R7 - 01
0Komentar