Mataram – Reportase 7

Dua Sekolah Menengah Pendidikan Negeri (SMPN) menggelar kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Review Kurikulum Operasional dalam Satuan Pendidikan (KOSP). Dua sekolah ini adalah SMPN 17 Mataram dan SMPN 16 Mataram.

Workshop berlangsung di Fave Hotel Kota Mataram, Sabtu (22/07). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Yusuf, S. Pd.

Menghadirkan narasmber dari Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi NTB, workshop digelar dalam rangka pembekalan SDM Guru menuju Merdeka Mengajar.

Kepala SMPN 16 Mataram, Burhanudin menuturkan, workshop ini merupakan program kolaborasi bersama SMPN 17 Mataram yang diselenggarakan secara perdana, dalam rangka pembekalan menuju sekolah Mandiri Berubah.

"Sejak Tahun 2020, sekolah kami sudah menerapkan Mandiri Belajar, dengan beberapa pelatihan. Namun belum mengikuti konten dan sejumlah komponen Kurikulum Merdeka," ujarnya.

Sebelumnya kata Burhanudin, guru di SMPN 16 Mataram sudah mempelajari dan menerapkan spirit sampai dengan evaluasi dari platform Merdeka Mengajar. Namun pihaknya menemukan beberapa kendala termasuk yang menyangkut kultur para guru selama melaksanakan kurikulum tersebut.

Hal ini menyebabkan sekolah sementara belum bisa memprediksi progres pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Kendati demikian dirinya optimis, workshop ini akan lebih mendorong penguatan ilmu pengetahuan guru agar lebih maksimal ke depannya.

"Jadi dengan workshop ini, guru-guru di sekolah kami dibekali dengan karakteristik Kurikulum Merdeka. Termasuk dialog yang lebih banyak tentang Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5, kemudian assesmentnya seperti apa," imbuhnya

"Kami juga akan melaksanakan seluruh komponen Kurikulum Merdeka, khususnya untuk kelas VII dan VIII. Kurikulum Merdeka ini memberi ruang kepada guru untuk berkreasi dan berinovasi. Intinya, sekolah kami bersama SMPN 17 Mataram siap melaksanakan Kurikulum ini," tegasnya.

Kepala SMPN 17 Mataram, Hartati Panca Mardikawati mengaku pihaknya telah memasang target dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka.

Diantaranya peningkatkan literasi dan numerasi agar penilaian rapor sekolah naik di atas standar rata-rata. Target lainnya lanjut Hartati, SMPN 17 Mataram bisa melaksanakan IKM dengan sebaik-baiknya sesuai dengan harapan Mendikbud.

"Workshop ini adalah salah satu satu cara agar IKM bisa maksimal di sekolah kami," katanya.

Ditanya soal pelaksanaan  P5, Hartati mengaku bahwa sekolahnya saat ini menjadi sekolah mitra pembuatan produk tanaman obat. Selain itu ada beberapa program lainnya yang berdampak terhadap penambahan jumlah siswa, bertajuk Program Berbagi.

"Jadi sekolah kami setiap hari Jumat berbagi nasi bungkus. Anak-anak kami yang memproduksi langsung dan membagikan ke lingkungan masyarakat sekitar sekolah, sambil sosialisasi dan promosi sekolah," bebernya.

Ia berharap Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang diterapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di SMPN 17 Mataram.

"Tiga tahun terakhir jumlah siswa kami naik terus. Tahun 2020, kami hanya terima 108 siswa, Tahun 2022 sebanyak 135 siswa dan Tahun ini naik lagi, sebanyak 141 siswa," jelasnya.

Pewarta: Hadi
Editor: R7-02