(Foto: Kepala SMAN 10 Mataram M. Furkan, S. Pd., M. Pd, dan Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB Dr. Aidy Furqan, M. Pd)


Mataram - Reportase7.com

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bagi SMA sudah mulai terlaksana, baik melalui jalur afirmasi dan prestasi. Ada juga melalui jalur zonasi yang sudah dibuka mulai tanggal 5 Juli.

Salah satu sekolah di Kota Mataram, seperti SMAN 10 Mataram sudah mulai tuntas dalam pelaksanaan PPDB. Sebanyak 90 siswa yang telah mendaftar baik jalur prestasi maupun afirmasi kata Kepala SMAN 10 Mataram M. Furkan, S. Pd., M. Pd, ketika ditemui diruang kerjanya, Rabu, (05/07/2023).

Ia menjelaskan SMAN 10 Mataram masih jauh dari jumlah kuota yang diberikan Dikbud NTB dalam hal PPDB.

"Sudah terdaftar 90 orang siswa untuk PPDB dan itu juga termasuk yang sudah melaksanakan daftar ulang, itu belum tuntas masih ada melalui jalur zonasi. Siswa yang mendaftar juga belum selesei ada juga perpindahan orang tua," ungkap Furqan.

Total kuota yang diberikan Dikbud NTB untuk sekolah ini hingga 300 orang dengan 11 rombongan belajar (rombel) tentunya. Namun, untuk saat ini total dari target belum terlampui.

Lebih lanjut Furqan mengatakan bahwa, SMAN 10 Mataram masih cukup dalam menerima siswa baru, dengan adanya sarana dan prasarana sekolah sangat memadai dan memenuhi standar untuk siswa yang ingin bersekolah ditempat ini. Selain itu, lokasi nya juga tidak sulit sangat dekat dengan jalan raya jadi mudah untuk ditemukan.

Ditanya terkait program Dikbud NTB mengenai sekolah terbuka Furkan mengatakan sudah berjalan di SMAN 10 Mataram, hanya menunggu peserta yang mendaftar saja.

Untuk Program Dikbud NTB mengenai sekolah terbuka, sudah berjalan tinggal menunggu pendaftarnya. Karena, sekolah terbuka ini juga memiliki banyak manfaat yaitu, agar anak tidak putus pendidikannya, memperoleh ilmu pengetahuan yang sama saat belajar di sekolah juga.

"Kami siap untuk menerima anak-anak yang telah putus sekolahnya, misalnya dalam seminggu bisa belajar 3hari. Namun, lokasi yang akan digunakan bisa kerjasama dengan balai desa atau kantor desa yang dapat kita gunakan karena tugas kami tidak hanya di ruang kelas, tapi juga menyebar melalui para guru," jelas Furkan.

Sebelumnya Kadis Dikbud NTB Dr. H. Aidy Furqan, M. Pd, mengatakan ada beberapa hal yang menyebabkan anak putus sekolah, salah satunya karena memang anak itu tidak sekolah.

"Selain itu anak yang memiliki kesempatan bersekolah, tetapi tidak mau sekolah. Ada juga, orang tua yang tidak mengarahkan anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya," ungkap Aidy.

Kalau memang alasan anak itu putus sekolah karena kesulitan dari sisi ekonomi dan keterjangkauan, pihaknya telah menyiapkan SMA terbuka. Saat ini tercatat 3.000 orang bersekolah di SMA terbuka.

Jumlah SMA Terbuka di NTB terus bertambah. Dari yang awalnya hanya 11 sekolah pada tahun 2022 lalu, di tahun 2023 menjadi 25 sekolah. Bahkan ada siswanya yang merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia.

Diakui, SMA Terbuka yang menjadi terobosan Dikbud NTB telah memberi solusi atas layanan pendidikan bagi anak putus sekolah, anak drop out dan anak tidak sekolah. Program SMA terbuka ini juga sebagai strategi pemerintah menuntaskan angka putus sekolah di NTB.

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01