Tuding Pemkab Loteng Dan APH Tidak Fair, Masyarakat Protes Club Moge Leluasa Keluar Masuk Objek Wisata Di KEK Mandalika
Reportase7
Font size:
12px
Lombok Tengah-Reportase7.com
Ditengah gencar-gencarnya Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah bersama Polri, TNI, Pol PP melakukan penjagaan, penyekatan di pintu-pintu masuk ke kawasan Objek wisata khususnya ke wilayah Lombok Tengah guna mencegah penyebaran Covid-19, tohh kebobolan juga. Seperti yang terlihat, tepatnya di Pantai Kuta, Desa Kuta, Kecamatan Pujut pada Sabtu (22/05) dimana Club Moge dengan Leluasa keluar masuk Ke Pantai Kuta di di kawasan KEK Mandalika. (23/05/2021)
Keberadaan dan kegiatan club Moge di pantai kute telah beredar luas di media sosial dan masyarakat luas dimana sejumlah foto dan video belasan pemotor gede (Moge) masuk dengan bebas dan leluasanya. Keluar masuk berkonvoi tanpa menghiraukan penyekatan disaat tempat wisata tersebut sementara ditutup. Sebagaimana yang diberlakukan kepada para warga, pedagang dan pengunjung lainnya. Tapi ironisnya justru Club Moge dengan Leluasanya keluar masuk ke obyek wisata tersebut.
Dalam foto dan video tersebut, nampak para pengendara motor gede itu masuk ke Mandalika Beach Park dengan santai layaknya tidak ada larangan, tidak ada penjagaan berwisata seperti di Kawasan KEK Mandalika.
Hal itu pun sontak membuat publik dan masyarakat kute khusunya sangat kecewa kepada para aparat kemananan (TNI-Polri) yang sejak beberapa hari ini melarang siapapun berwisata ke sejumlah objek wisata di Lombok Tengah. Terlebih lagi, aksi para pemotor gede tersebut. Dan beredar juga surat ber-kop Road Glide Owners Group (RGOG) dengan nomor 002/RGOG/V/21 tertanggal 17 Mei 2021 yang ditujukan kepada Direktur Utama ITDC.
Dimana, dalam surat tersebut, RGOG menjelaskan bahwa mereka akan menggelar acara Parade Merah Putih pada Agustus mendatang. Dan konvoinya mereka itu diketahui untuk survey lokasi acara sekaligus berwisata, padahal lokasi wisata itu Sementara ditutup.
Aksi para pemotor gede itu, menjadi sorotan publik dan sejumlah kalangan Aktivis dan LSM serta penggiat Pariwisata di NTB. Salah satunya yakni dari kalangan pemerhati wisata Lombok Tengah yakni Mawardi. Ia menilai bahwa sikap Kapolres Lombok Tengah dan Kapolsek Kuta sangatlah terlalu berlebihan kepada pihaknya di wilayah Selatan. Sampai-sampai warga setempat pun distop dilarang untuk masuk di wilayah Pantai Kuta yang merupakan tanah leluhurnya sendiri.
“Tapi aneh, pada Sabtu kemarin kok bisanya ada masyarakat dari luar daerah diizinkan masuk dengan bebas dan leluasanya kesana kemari, sekalipun itu sebentar,” tanya Roby sapaan akrab pria berewok ini.
Ketua Perserikatan BUMDes Indonesia (PBI) Lombok Tengah ini pun melihat bahwa kebijakan itu tidak adil kepada masyarakat Pujut dan sangatlah nampak. Belum lagi jika berbicara soal keluhan rekan-rekan BUMDes yang mengelola wisata di desa-desa bersama Pokdarwisnya. Karena ini seperti ada perlakukan berbeda antara para pemotor gede itu dengan masyarakat. Sehingga ia melihatnya ini sangatlah aneh namun lucu.
“Terus terang saja, kami sangat kecewa dengan diizinkannya para pemotor gede (Moge) ini masuk ke wilayah Pantai Selatan dalam hal ini ke Pantai Kuta,” akunya.
“Kami disini sebenarnya dalam keadaan mati suri, pedagang-pedagang kecil semua sudah gulung tikar gara-gara penyekatan yang terlalu berlebihan,” terangnya.
“Ini mah bukan penyekatan lagi namanya, tapi penutupan total. Karena awalnya keluar aturan penyekatan, tapi apa yang terjadi saat ini, semua di TUTUP TOTAL,” kesal pentolan Lembaga Forum Analisis Kebijakan Untuk Rakyat (FAKTA) RI ini.
Sementara itu Kapolres Lombok Tengah AKBP Esty Setyo Nugroho ketika dikonfirmasi wartawan via Whatshaps pribadinya membenarkan hal tersebut. Katanya, kedatangan rombongan Harley-Davidson itu sebelumnya disampaikan kepada pihaknya untuk kegiatan survey lokasi untuk acara Bhakti Sosial (Baksos) Agustus mendatang. Selain itu, mereka juga telah menunjukkan bahwa sebelumnya telah di SWAB dan juga telah meminta izin ke ITDC.
“Mereka menyampaikan akan survey lokasi untuk kegiatan Baksos dan telah menunjukkan bahwa rombongannya telah di SWAB,” kata Kapolres.
Namun demikian, pihaknya tetap ketat, tegas dan tetap memerintahkan agar mereka segera meninggalkan tempat karena ada pembatasan dan penutupan tempat wisata yang ada di Lombok Tengah. Kapolres pun tidak mau kegiatan mereka kontra produktif dengan himbauan bersama yang telah dibuat beberapa hari lalu bersama Bupati dan Dandim.
“Saya perintahkan ke mereka untuk segera meninggalkan tempat Pantai Kuta, Red) karena ada pembatasan dan penutupan tempat wisata yang ada di Lombok Tengah,” tutup Kapolres.
Pewarta: YD
Editor: R7-01
Also read:
0تعليقات