Mataram - Reportase7.com
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran komunitas pasar tentang keamanan pangan serta peran aktif komunitas dalam pengawasan pangan yang beredar di pasar tradisional, pada tanggal 15 Mei 2025, Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram menyelengarakan Bimbingan Tekhnik dan Penyuluhan Bagi Komunitas Pasar di Kota Mataram. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Program Prioritas Nasional (Pro PN) Keamanan Pangan di mana pada tahun 2025 dilaksanakan di Kota Mataram. Kegiatan diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari Petugas Dinas Perdagangan, Petugas Pengelola Pasar, Paguyuban Pasar, Pedagang Pangan Siap Saji dan Pedagang Sayur Kelling Calon Kader GASPAMAN di Kota Mataram
Kepala BBPOM Mataram mengatakan bahwa, pasar tradisional sangat strategis karena menjadi salah satu indikator ekonomi kerakyatan. Pasar tradisional juga menjadi ujung tombak keamanan pangan karena berbagai produk pangan, baik pangan segar, pangan siap saja maupun pangan olahan yang terkemas dengan mudah kita jumpai di pasar rakyat. Tentu harus dipastikan bahwa pangan yang dijual memenuhi aspek mutu dan keamanan.
“Hasil pengawasan yang kami lakukan, masih ditemukan pangan mengandung bahan berbahaya, seperti kerupuk terigu dan mie basah positif Boraks. Tentunya jika ini dikonsumsi dalam jangka panjang akan mengakibatkan gangguan kesehatan, seperti kerusakan pada hati dan ginjal,” ungkap Yosef.
Lanjut Yosef, selain memastikan pangan yang dijual bebas dari bahan berbahaya seperti Formalin, Boraks, Rhodamin B dan Methanyl Yellow, juga harus dipastikan bebas dari cemaran fisik dan cemaran biologi karena beresiko pada kesehatan. Pangan segar, siapa saji atau pangan olahan yang dijual harus senantiasa dijaga dalam kondisi bersih dan aman, sehingga tetap terjaga kualitasnya hingga nantinya diolah ataupun dikonsumsi oleh konsumen.
Program Pasar Aman Berbasis Komunitas (PPABK) yang diinisiasi oleh Badan POM sudah dimulai sejak tahun 2014, yang bertujuan untuk mewujudkan pasar yang bersih, aman, nyaman dan sehat melalui pemberdayaan komunitas pasar untuk melakukan pengawasan bahan berbahaya dan pangan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya secara mandiri.
“Hingga tahun 2024, BBPOM telah mengintervensi sebanyak 22 pasar di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sedangkan di wilayah Kota Mataram sampai tahun 2024 terdapat 5 pasar yang sdh diintervensi Program Pasar Aman Berbasis Komunitas yaitu Pasar ACC, Pasar Dasan Agung, Pasar Cakranegara, Pasar Mandalika, Pasar Pagesangan. Tahun 2025 kami akan mengintervensi Pasar Perumnas,” lanjut Yosef.
Yosef menegaskan bahwa, rogram Pasar Aman ini merupakan program berbasis komunitas, sehingga peran komunitas pasar, mulai dari kepala pasar, petugas pasar, paguyuban, pedagang dan konsumen menjadi bagian penting dari keberhasilan program ini. Tentunya BPOM tidak bisa bekerja sendiri, kami juga berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah seperti Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan, dan stakeholder terkait lainnya untuk bersinergi merevitalisasi pasar tradisional menjadi pasar yang sehat, aman dan nyaman.
“Jika pasarnya aman dan nyaman maka konsumen juga semakin banyak berbelanja yang akan meningkatkan omzet para pedagang. Kita semua harus mengambil peran untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang aman dan sehat,” pungkas Yosef.
Pada kegiatan ini Kepala BBPOM menyerahkan secara simbolik rompi dan kelengkapan informasi keamanan pangan kepada 10 kader GASPAMAN (Keluarga Sadar Pangan Aman) tahun 2025. GASPAMAN merupakan inovasi BBPOM dengan pemberdayaan pedagang sayur keliling untuk menjadi penyambung informasi pangan yang aman kepada semua pelanggannya yang menyentuh sampai ke level rumah tangga. Inovasi GASPAMAN sudah diimplementasikan sejak tahun 2020 dengan jumlah kader sebanyak 87 orang.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar