(Foto: Ketua BEM Fakultas Pertanian Unram Herianto)

Mataram - Reportase7.com

Stok beras di Bulog NTB makin mengkhawatirkan sementara bantuan beras murah dari pemerintah pusat melalui beras SPHP akan terus di perpanjang programnya mengingat pileg dan pilpres semakin dekat.

Ketua BEM Fakultas Pertanian Unram Herianto mengatakan harusnya beras di NTB aman sampai februari, ternyata kondisi yang terjadi  diperkirakan tidak sampai bulan Desember. hal ini bukan hanya adanya program SPHP, namun el nino juga mendatangkan kemarau panjang, sehingga ada kemungkinan musim tanam akan mundur yang akan berakibat pada telatnya panen raya.

"Kondisi seperti ini tentu sangat mengkhawatirkan petani lokal, sehingga potensi beras import akan masuk, dan yang terjadi harga beras akan makin melaju dan sulit di jangkau oleh kaum masyarakat menengah dan kebawah. Padahal daerah NTB ini di kenal sebagai penyedia stock beras, lanjutnya," ungkap Herianto.

Di lain sisi maraknya operasi pasar beras SPHP tidak bisa mengoreksi naiknya harga beras yang perhari ini perkilonya setara dengan 1 USD, tentu akan terkorelasi dengan naiknya angka inflasi yang sudah mencapai 2,6.

"Angka ini di atas inflasi pemerintah pusat," terangnya. (08/11/2023)

Harga beras terus melaju tanpa ada yang menghentikannya, keberadaan PJ Gubernur mulai dipertanyakan, tidak ada langkah kongkrit yang di ambil oleh orang nomor satu di NTB tersebut, hal ini menimbulkan pertanyaaan.

"Apakah Pj Gubernur ini serius atau tidak mengurus masyarakat NTB," tanya Herianto.

"Pj Gubernur NTB hanya sibuk hilirisasi untuk menyerap aspirasi masyarakat seperti fungsi dewan, padahal kondisi masyarakatnya sedang dicekik oleh harga kebutuhan pokok yang tinggi," tutup Herianto.

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01