(Foto: para pemuda pemudi Desa Pejanggik Lombok Tengah sedang melakukan tradisi adat Perang Timbung)


Lombok Tengah - Reportase7.com

Masyarakat Serewe, Desa Pejanggik, Kecamatan Praya Tengah menggelar sebuah tradisi adat yang unik, yaitu Perang Timbung.

Kegiatan yang berlangsung di Makam Serewe pada, Jum'at, 25 Agustus 2023 ini turut dihadiri oleh Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc., didampingi oleh Muhammad Ali Akbar, anggota UPK dari Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB.

Dalam sambutannya, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc., mengapresiasi dan memberikan dukungan penuh kepada masyarakat Desa Pejanggik agar terus menjaga dan melestarikan warisan budaya yang berharga ini.

Setelah dibuka dengan sejumlah sambutan dari pemerintah daerah dan para tokoh adat, masyarakat memulai prosesi Perang Timbung dengan melakukan karnaval budaya yang diikuti oleh ratusan muda-mudi Desa Pejanggik dalam balutan pakaian adat Sasak yang indah dan diiringi parade Gendang Beleq. Karnaval ini bertujuan untuk menggambarkan kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Desa Pejanggik.

Setelah acara Karnaval selesai, para tokoh adat akan mengarak air suci yang telah disemayamkan selama satu malam di Bale Beleq di dalam keraton Pejanggik menuju ke Makam Serewe untuk dibacakan doa dan Al Barzanji oleh pemangku adat setempat.


Perang Timbung ini dimulai dengan tindakan simbolis yang dilakukan oleh Camat Praya Tengah dengan melempar Kades Pejanggik menggunakan Timbung. Setelah itu, seluruh masyarakat Pejanggik secara serempak dan  penuh semangat, bergabung saling melempar menggunakan Timbung.

Perang Timbung bukanlah sebuah pertarungan fisik yang bertujuan untuk saling menyakiti antar warga, melainkan merupakan acara tolak bala yang bertujuan untuk menghindari cobaan dan memohon perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Konon, tradisi Perang Timbung ini telah ada sejak zaman pemerintahan Datu Mas Pemban Aji Meraja Kusuma, Raja Kerajaan Pejanggik pada masa itu. Perang Timbung dilaksanakan di kawasan makam Raja Pejanggik di Serewe, Desa Pejanggik, Kecamatan Praya Tengah, saat bunga pohon Dangah mekar pada bulan kedelapan penanggalan Sasak, yang biasanya jatuh pada setiap hari Jumat.

Perang Timbung di Serewe ini merupakan sebuah tradisi adat warisan leluhur yang harus dilestarikan. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian warisan budaya, tetapi juga untuk memperkuat ikatan sosial dan mendorong semangat kebersamaan, tidak hanya bagi masyarakat Desa Pejanggik, tetapi seluruh masyarakat Lombok.

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01