(Foto: Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB Dr. H. Aidy Furqan, M. Pd)


Mataram - Reportase7.com


Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB membuat program pengentasan buta aksara yang dinamai Getas Aksara. Program ini ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan buta aksara di NTB.

Sejauh ini, permasalahan buta aksara di NTB masih didominasi oleh siswa jenjang Sekolah Dasar. Kasus yang tetap muncul dan berulang di setiap peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Dikbud NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M. Pd, usai pelaksanaan Upacara Hardiknas Selasa, (02/05/2023).

Menurutnya, buta aksara saat ini masih di dominasi dari Sekolah Dasar (SD).

“Sekarang namanya bukan buta aksara lagi. Tapi, melek huruf. Untuk masalah melek huruf, berdasarkan data Statistik pusat dan NTB. Siswa jenjang SD yang masih lumayan,” tutur Aidy.

Layanan akses pada pendidikan dasar masih belum optimal. Sehingga mengakibatkan susah untuk dijangkau dan permasalahan buta aksara ini memang masih rentan di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Terutama daerah-daerah yang memang cukup sulit dijangkau.

“Anak kecil kan susah, mereka sekolahnya jauh dari tempat tinggalnya. Beda dengan anak sekolah menengah, mereka bisa naik motor, boncengan atau sebagainya,” imbuhnya.

Data BPS RI menunjukkan peningkatan presentase buta aksara di NTB dimana angkanya mencapai 7.46% pada tahun 2019 menjadi 7.52% pada tahun 2020. Aidy mengakui, program pengentasan buta aksara ini tidak ringan. Karena tantangan untuk bisa mengajak masyarakat mau membaca cukup besar.

Sedangkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021-2022. Angka buta aksara Provinsi NTB adalah 12,61 persen. Angka tersebut menempatkan Provinsi NTB pada urutan kedua tingkat buta aksara di Indonesia.

“Untuk perilisan data terbaru tahun 2023 saya belum dapat report-nya. Semoga bulan Mei mendatang sudah keluar dan angka buta aksara Provinsi NTB tahun 2023 menurun,” lanjutnya.

Dalam upaya Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) dalam meminimalisir angka buta aksara di NTB. Kami membuat program yang disebut dengan “Peran Serta”.

Untuk memasifkan program tersebut, pihak Dikbud NTB telah membangun kemitraan dengan pemerintah Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi NTB

“Kami terus berusaha untuk koordinasi dengan pemerintah Kabupaten dan Kota. Karena sejatinya buta aksara itu tugasnya kabupaten dan kota. Tapi, selaku Kepala Dinas Provinsi saya tidak bisa lepas tangan, kita cari strateginya melalui kolaborasi, fasilitasi dan koordinasi,” pungkas Aidy.

Pewarta: Fitri
Editor: R7 - 01