(Foto: Pulau Santonda dk Kabupaten Dompu)

Dompu - Reportase7.com

Terletak di Kabupaten Dompu, sekitar 3 km dari pantai utara Sumbawa, Danau Satonda memiliki kisah menarik yang mencakup fenomena alam dan mitos mistis yang masih dituturkan secara turun temurun oleh masyarakat Dompu.

Terbentuk lebih dari sepuluh ribu tahun yang lalu oleh letusan gunung berapi Gunung Satonda, danau kuno ini menyimpan rahasia yang menarik untuk dijelajahi. Bentuknya yang unik, menyerupai cincin atau donat, menambah keajaibannya. (03/11/2023)

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa Danau Satonda memiliki tingkat salinitas dan alkalinitas yang jauh lebih tinggi daripada laut di sekitarnya. Hal tersebut Danau Satonda memiliki ekosistem yang unik.

Transformasinya dari air tawar menjadi air garam terjadi setelah letusan Gunung Tambora pada tahun 1815, ketika tsunami membanjiri kawah Satonda.

Namun bukan hanya keajaiban fenomena geologinya yang membuat Danau Satonda luar biasa. Legenda lokal menceritakan kisah cinta tragis, di mana air mata pasangan terlarang membanjiri danau ini, menambahkan sisi mistis yang menarik untuk di telusuri.

Untuk mencapai Danau Satonda, perjalanan bisa dimulai dari Sumbawa Besar menuju ke desa Nangamiro di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Dari Nangamiro kita bisa menyewa perahu dengan pemandu lokal yang sangat memahami seluk beluk Danau Satonda.

Begitu tiba, hamparan pasir putih bersih dipagari pepohonan hijau dan air laut biru toska siap menyambut. Demikian pula dengan air danau Satonda yang juga sangat biru. Namun tidak disarankan untuk mandi di Danau.

Sebagai alternatif, pantai pantai yang mengelilingi pulau unik Satonda siap memanjakanmu. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk snorkeling dan menikmati keajaiban surga bawah laut Satonda.

Untuk memahami lebih dalam tentang danau Satonda dari perspektif lokal, usahakan untuk berinteraksi dengan warga di Desa Nangamiro, tempat perahu berangkat.

Singgahlah sejenak untuk menikmati secangkir kopi sambil mendengarkan cerita cerita menarik tentang Satonda dan berbagai bentuk penghormatan mereka terhadap danau tersebut yang telah larut menyatu ke dalam tradisi adat mereka.

Sumber: BPPD NTB