Nomor Satu Dunia, Wijen Pulau Moyo Sumbawa Berkelas Internasional Dan Potensi Ekspor Hingga 9,6 Miliar
Reportase7
Font size:
12px
Sumbawa-Reportase7.com
Menurut para pakar pertanian, tanaman Wijen merupakan komoditas pangan penting yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Biji wijen dapat dimanfaatkan oleh kesehatan yang terkandung asam lemak. Selain dimanfaatkan sebagai campuran minyak goreng, juga bahan kosmetik dan obat-obatan. (21/03/2021)
Petani Indonesia, masih rendah pemahaman tanam Wijen di Indonesia di antaranya karena faktor kurang tersedianya varietas-varietas unggul yang memiliki potensi hasil tinggi. Tanaman wijen merupakan salah satu komoditas pertanian penghasil minyak nabati yang banyak digunakan dalam bahan pangan. Selain menghasilkan minyak, biji wijen sendiri banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan, obat, minyak rambut, minyak wangi, hingga produk kosmetik.
Di Indonesia, Wijen banyak ditanam di Pulau Jawa, wilayah Jawa Tengah, Pulau Sulawesi, Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan. Rata - rata hasil lebih kurang 400kg/ha kisaran 200 - 1000 kg/ha. Namun, kualitas Wijen dibeberapa pulau tersebut masih rendah dibawah Wijen yang ada di Pulau Moyo. Hasil riset para ahli pertanian pada tanaman tumpangsari tersebut bahwa, Wijen Pulau Moyo Sumbawa, berkelas internasional, nomor wahid di dunia.
Rata-rata hasil dari tahun ke tahun, Wijen Pulau Moyo berkisar 600 Ton. Kalau seluruh Pulau Sumbawa seperti Bima, Dompu, Kota Bima, Sumbawa dan Sumbawa Barat menanam Wijen, apabila dikumpulkan capai 1 juta Ton lebih. Wijen Pulau Sumbawa, terutama Pulau Moyo mengalami banyak perubahan pada pola tanam, jemur, panen hingga obat-obatan. Harga biji wijen dipasaran dari berbagai jenis berkisar antara Rp6500 hingga Rp 12500 per kg.
Pulau Moyo termasuk penghasil utama Wijen dan mente. Selama ini, petani menanam Wijen menggunakan varietas seadanya, yaitu varietas yang telah lama dibudidayakan. Karenanya, pemerintah perlu berikan sedikit sentuhan untuk meningkatkan produksi wijen Pulau Moyo. Sebagai ikon penghasil Wijen. Luas lahan petani di Pulau Moyo capai 6 hektar perorang. Kedepan, perlu ada kebijakan perizinan perluasan areal tanam yang diiringin perbaikan pada varietas melalui rekayasa genetik.
Hasil panen petani, diperjual belikan pada harga Rp6500 hingga 14.500. Sementara harga dagang ekspor berkisar Rp16.000. Negara-negara penerima ekspor seperti Thailand, Korea Selatan, Afrika, Arab Saudi, Amerika Serikat, China dan lainnya.
"Wijen terbaik dunia ada di Pulau Moyo, Ekspor Wijen digeluti anak muda China, Korea, dan Amerika. Pemuda Sumbawa belum melek. Kadang, kaum muda dan pengusaha Sumbawa hanya bangga dengan kata; "Terbaik." Tapi belum ambil manfaat. Ketinggalan jadinya, sama juga Pulau Moyo tempat wisata Lady Diana, tetapi, kini Pulau Moyo layu sebelum berkembang; pembangunan Nol Porsen."
Selama 5 hari traveling di Pulau Moyo mempelajari seluruh potensi yang ada. Faktanya, Pulau Sumbawa tidak kalah menarik dalam ekspor Wijen. Pulau Moyo, tidak hanya penghasil ikan ekspor, tetapi juga penghasil dan produksi potensi ekspor pada Wijen dalam jumlah jutaan ton.
Kedepan, daripada tanam jagung, lebih baik penamaman Wijen. Lebih penting, perbaikan varietas. Benih unggul itu salah satu syarat utama yaitu tersedianya populasi dasar yang memiliki tingkat keragaman genetik tinggi sehingga mudah diperbaiki sesuai varietasnya.
Berdasarkan penelitian ditemukan beberapa hal di antaranya, terdapat keragaman yang tinggi untuk sifat hasil dan komponen-komponennya pada plasma nutfah wijen. Selain itu, berpengaruh dalam perbaikan pada hasil panen wijen.
Lantaran banyak manfaatnya, permintaan wijen cukup tinggi dipasaran. Di dalam negeri, permintaan wijen datang dari berbagai daerah. Karena memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, tak heran kalau belakangan ini banyak orang tertarik budidayakan Wijen.
Selama ini, masyarakat lebih banyak mengenal biji wijen pada pembuatan kue, seperti onde-onde dan martabak. Biji wijen juga bisa diambil minyaknya sebagai minyak nabati. Sebenarnya, kualitas wijen lokal seperti Pulau Moyo lebih baik ketimbang wijen impor. Namun, industri kue banyak memilih wijen impor karena tampilannya lebih bagus dan menarik. Kalau yang impor itu terlihat lebih bagus dan putih, tapi kadar minyak dan gizinya banyak hilang karena sudah diolah.
Hingga kini, Pulau Moyo sudah memasarkan biji wijen ke hampir seluruh dunia. Ketertarikan ekspor Wijen, karena Wijen Pulau Moyo varietas unggul terbaik dunia. Warnanya ada yang hitam, putih dan kuning.
Potensi ekspor Wijen sangat besar. Tinggal sekarang, akselerasi kebijakan pemerintah dengan memupuk rasa semangat kepada kaum muda untuk melakuka kegiatan ekspor Wijen. Bayangkan saja, banyak restoran - restoran Korea menggunakan wijen sebagai penyedap masakan.
Potensi itu, bisa ambil untung dari proses menjual ratusan ribu ton wijen. Dari penjualan itu, bisa meraup omzet hingga Rp200 juta per bulan, dengan laba 5%-10%. Sementara itu, biaya perawatan tanaman sekitar Rp 3 juta per hektare.
Potensi Wijen Pulau Moyo sangat luar biasa. Kalau saja dihitung dalam angka, jumlah Wijen Pulau Moyo pertahun 600 ton dikalikan harga 16.000 (harga ekspor). Maka bisa mendapatkan 9,6 miliar dari hasil keuntungan penjualan Wijen. Belum terlambat NTB berbenah. Wijen potensi yang sangat luar biasa.
Pewarta: RS (TSI)
Editor: R7-01
Baca juga:
0Komentar